Kearifan Lokal Samin Surosentiko dalam Konservasi Air: Inspirasi Pengelolaan Berkelanjutan di Sekitar Bengawan Solo

Abstract

Daerah Aliran Sungai (DAS) Bengawan Solo merupakan salah satu wilayah kritis yang menghadapi degradasi lingkungan akibat pencemaran, sedimentasi, dan eksploitasi sumber daya air yang tidak berkelanjutan. Dalam upaya menemukan pendekatan alternatif berbasis nilai lokal, penelitian ini mengangkat kearifan lokal masyarakat Samin yang diwariskan oleh Samin Surosentiko sebagai model inspiratif dalam konservasi air. Komunitas Samin dikenal dengan prinsip hidup sederhana, tidak menyakiti, dan menjaga keseimbangan dengan alam, termasuk dalam pemanfaatan air secara hemat dan kolektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi nilai-nilai kearifan lokal masyarakat Samin yang berkaitan dengan pengelolaan air, mendeskripsikan praktik konservasi yang dilakukan, serta menganalisis relevansinya terhadap pengelolaan DAS Bengawan Solo secara berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi literatur. Data dikumpulkan melalui kajian pustaka terhadap sumber historis dan antropologis terhadap komunitas Samin. Hasil penelitian mengidentifikasi empat nilai inti: (1) penghormatan sakral terhadap air sebagai sumber kehidupan, (2) prinsip kesederhanaan dalam pemanfaatan air, (3) tanggung jawab kolektif, dan (4) larangan merusak alam. Nilai-nilai ini terimplementasi dalam praktik seperti pertanian organik, irigasi manual, tradisi nyadran, dan penolakan eksploitasi industri. Nilai-nilai tersebut memiliki relevansi signifikan dengan pengelolaan DAS Bengawan Solo berkelanjutan melalui integrasi dalam kebijakan pengelolaan berbasis komunitas, pendidikan lingkungan, dan kolaborasi multistakeholder.